Senin, 28 September 2009

Tradisi Minum Teh di Beberapa Negara

Legenda tentang siapa yang pertama kali menemukan teh amat beragam di setiap negara.
Ada yang mengatakan Kaisar Shennong, sebagai orang pertama yang merasakan kenikmatan teh di tahun 2.737 SM.
Kisahnya berawal dari selembar daun teh yang diterbangkan angin dan mendarat tepat dalam cangkir berisi air putih panas milik kaisar. Lalu air putih itupun berubah warnanya, sehingga menarik perhatian sang Kaisar. Tertarik akan aromanya, tanpa ragu Kaisar ini lalu meminumnya, dan seketika itu juga ia jatuh hati pada minuman asing yang memberikan kenikmatan dan kesegaran ini.

Kisah yang sama juga melegenda di kalangan Buddhis. Yaitu saat air minum Sang Budha Gautama kejatuhan daun teh lalu meminumnya.

Legenda dari Dinasti Tang bahkan menyebut para penganut Zen menganggap Bodhidharma adalah pencipta pohon teh.
Kaisar Hui Tsung ( 1101 - 1125 ) sangat terobsesi pada teh hingga ia menulis seni minum teh serta cara meracik aneka minuman berbahan dasar teh. Pada masa pemerintahannya kedai atau warung teh mulai menjamur di China.
Sejauh ini hampir kebanyakan orang sepakat bahwa teh berasal dari China, dan mulai dibudidayakan sekitar 400 thn yang lalu

Dalam tradisi minum teh di China, ada dua wadah yang digunakan. Sebuah gelas dan sebuah mangkuk. Gelas berfungsi untuk menghirup aroma teh, sedangkan mangkuk berfungsi meminum air teh. Mereka membuat teh secara bersama-sama. Daun teh dimasukkan hingga menutupi lingkaran dasar poci tanah liat merah yang berpori rapat diatas mangkuk lebih besar, lalu dituangi air mendidih hingga luber. Air yang luber akan tertampung di mangkuk besar itu.
Kemudian poci ditutup sekitar dua menit. Setelah mendidih, teh dituang kegelas dan tamu menghirup aroma teh dari gelas sebagai tanda penghormatan pada tuan rumah. Setelah itu, barulah teh bisa diminum. Proses ini dilakukan berulang-ulang dengan jenis teh berbeda-beda.

Teh dikenal di jepang sekitar abad ke-12. Teh yang dikenal disana adalah teh Matcha yang terbuat dari bubuk teh hijau.
Sementara upacara minum teh diperkenalkan Sen Nio Rikyu pada abad ke-16. Upacara teh masih berlangsung hingga kini.
Tradisi upacara minum teh ini berlangsung sekitar empat jam. Upacara minum teh ( sado, chado atau jalan teh ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dahulu disebut chato atau cha no yu. Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh. Biasanya dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus yang disebut Chashitsu. Pada umumnya upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha, dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacaranya disebut matchado. Bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchado.

Hingga 1767, tingkat konsumsi teh masyarakat Inggris meningkat 2 pounds perkapita, dan terus naik hingga 5x sampai 10 thn berikutnya. Tidak mengherankan jika ada anggapan orang Inggris lebih menyukai teh ketimbang kopi, atau kebalikannya dengan penduduk Amerika Serikat. Saat ini teh dikenalkan di Inggris sekitar tahun 1652.
Harganya sangat tinggi karena dianggap sebagai minuman bangsawan. Salah satu bangsawan yang menggemari teh adalah Pangeran Charles II dan istrinya, Catherine de Braganza. Dari bangsawan-bangsawan Inggris, teh dikenal sampai ke beberapa negara. Gaya hidup para bangsawan ini ditiru oleh para keluarga Inggris. Kebiasaan minum teh di Inggris masih berlangsung hingga kini. Ada dua jenis upacara teh: teh encer yang disajikan siang hari dalam pertemuan keluarga dan dihidangkan bersama makanan kecil . lalu ada teh kental yang disajikan dipagi hari dalam acara sarapan pagi bersama dengan roti yang berselai, sandwich atau makanan lainnya.

Orang Rusia mengenal teh sejak abad ke-17. Mereka minum teh sambil berdiri, mengikuti tradisi barat. Mereka menggunakan ketel samovar, mirip ketel orang Mongol. Samovar dulu dikenal untuk membuat minuman madu berempah.
Air dididihkan di ketel samovar dengan tungku dan arang. Sambil menunggu air mendidih, poci teh dipanaskan.
Lalu daun teh dimasukkan zavarka, setelah mendidih dituangkan pada zavarka hingga daun tenggelam. Air teh lalu dituangkan dalam gelas-gelas perak. Untuk menikmatinya, dimasukkan satu sendok selai atau gula putih dan ditetesi lemon. Biasanya teh disajikan dengan kue-kue manis.

Ada beberapa aturan minum teh yang dilakukan masyarakat Korea. yakni duduk kedua kaki dilipat kebelakang.
Tuan rumah mempersiapkan teh.lalu membagikan kepada tamu. Tamu dipersilahkan terus menambah teh, jika cangkir kecil kosong. Ketika hendak minum, semua yang hadir harus mengangkat cangkir kecil dengan posisi kedua tangan memegang cangkir. Saat meletakkan cangkir dimeja, secara perlahan tangan kini diletakkan dipaha, dan tangan kanan meletakkan cangkir. Daun teh yang digunakan masyarakat Korea untuk kalangan tertentu berupa daun teh pertama yang muncul dan paling muda. Sedangkan daun teh yang kini banyak digunakan adalah daun teh hijau, kuning dan teh ginseng yang mudah didapat dipasaran. Daun teh tersebut kemudian diiris dan langsung diseduh beberapa kali sesuai keinginan.

sumber http://koranpagi2008.multiply.com/reviews/item/126

Tidak ada komentar:

Posting Komentar